free page hit counter

Kesia Koloay Tingkatkan Pemahaman Nilai Universal Melalui Masyarakat Multikultural

MANADO (DUTA DAMAI SULUT) – Multikultural adalah sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dari bangsa Indonesia karena merupakan unsur penting sejak negara ini berdiri.

Selain itu, masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke hidup dalam bingkai multikultural sebagai identitas aslinya.

“Menjalani hidup di masyarakat multikultural bisa meningkatkan pemahaman dan penghargaan saya terhadap nilai-nilai universal seperti empati, keadilan, dan kebersamaan,” kata perempuan bernama lengkap Kesia Sheren Prillya Koloay ini.

Dia mengaku telah mempelajari hal penting dimana setiap individu membawa keunikan masing-masing.

Apabila dikelola dengan baik, maka dapat menciptakan sinergi luar biasa.

Menurutnya hal itu membentuk kemampuan berpikir lebih terbuka, fleksibel, dan adaptif dalam menghadapi berbagai situasi.

Dia menegaskan, kehidupan multikultural perlu dipertahankan karena keberagaman adalah aset penting, baik untuk pengembangan diri maupun kemajuan masyarakat.

Kesia menuturkan, sebagai insan yang sering bertemu banyak orang dari berbagai latar belakang memberinya kesempatan memahami keberagaman secara nyata.

“Saya sering berdiskusi dalam kelompok tugas atau organisasi kampus bersama teman-teman dari banyak daerah, budaya, atau keyakinan yang berbeda,” ungkap perempuan kelahiran Manado, 30 April 2003 ini.

“Itu membuat saya tertantang untuk keluar dari zona nyaman, melihat dunia dari perspektif berbeda, dan belajar menyesuaikan cara berkomunikasi agar lebih inklusif,” tambahnya.

Pemilik akun Instagram @kesiasheren ini mengaku sadar bahwa perbedaan bukanlah penghalang, melainkan kekayaan yang memperindah perjalanan hidup.

Junjung tinggi toleransi

Meski begitu, sulit mempertahankan masyarakat multikultural tanpa adanya toleransi yang tinggi.

Itu dikarenakan toleransi adalah fondasi utama menciptakan kehidupan yang harmonis di tengah keberagaman.

Pemilik hobi traveling dan menari ini menjelaskan, toleransi merupakan wujud penghormatan terhadap hak asasi manusia.

“Dengan menjunjung tinggi toleransi, kita dapat mencegah konflik akibat perbedaan, sekaligus menciptakan ruang aman dan nyaman untuk saling belajar,” tutur Kesia.

“Tidak hanya memperkuat hubungan antar sesama, tetapi memperkokoh persatuan dalam komunitas, kampus, maupun masyarakat luas,” sampainya.

Penulis: Maher Kambey

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *