MANADO (DUTA DAMAI SULUT) – Pemilihan umum (Pemilu) adalah saat di mana setiap individu memiliki hak untuk memilih sesuai dengan keyakinan dan nilai-nilai mereka.
Dalam pelaksanaannya, masyarakat yang berpartisipasi dalam pemilu sering kali memiliki perbedaan pilihan.
Meski begitu, menghargai perbedaan pilihan berarti menghormati hak setiap orang untuk memiliki pandangan politiknya sendiri.
Dalam kontestasi pemilu, perbedaan pilihan politik adalah hal yang wajar dan harus dihargai.
Namun, terkadang perbedaan piliha tersebut berpotensi memicu konflik dan kerusuhan.
Oleh karena itu, sangat penting bagi masyarakat memahami bahwa perbedaan pilihan bukan berarti harus ricuh dan bertengkar.
Seluruh masyarakat harus memahami dan mempraktikkan setiap prinsip demokrasi, yang seperti diketahui bersama perbedaan pilihan merupakan aspek kunci dari budaya demokrasi.
Seperti yang disampaikan Wakil Presiden RI, Ma’ruf Amin dalam pertemuan bersama Yayasan Islam Slovakia dan Pebisnis Halal Slovakia di Bratislava pada November 2023.
Dalam dialog kebangsaaan dengan masyarakat Indonesia di Slovakia, Ma’ruf menegaskan, perbedaan pilihan dalam pemilu adalah keniscayaan.
Fakta tersebut menunjukkan masyarakat harus siap menerima perbedaan pilihan dan menghormati hak setiap orang dengan pandangan politiknya sendiri.
Sebentar lagi Indonesia akan menggelar pemilu pada 14 Februari 2024, kerelaan dan keikhlasan hati untuk menerima berbedanya pilihan menjadi hal mutlak.
Menghasilkan demokrasi sehat
Perbedaan pilihan adalah sebuah proses yang harus dilakoni dalam menghasilkan demokrasi sehat.
Masyarakat harus memilih atau menggunakan hak politik sebaik mungkin sesuai nilai-nilai demokrasi, dan sebagai wujud kegembiraan dalam ajang lima tahunan ini.
Senada dengan Ma’ruf Amin, Presiden RI, Joko Widodo menyebutkan perbedaan pilihan dalam pemilu 2024 adalah hal wajar.
Mantan Wali kota Solo ini meminta semua pihak terus menjaga semangat toleransi, Bineka Tunggal Ika, dan persatuan bangsa dalam menyongsong pemilu.
Dalam menghadapi perbedaan pilihan, masyarakat dapat mengambil langkah konkret seperti edukasi politik, dialog dan diskusi, serta menjaga etika berpolitik baik di dunia nyata.
Dengan memahami pentingnya menghargai perbedaan, masyarakat bisa menciptakan iklim politik yang lebih sehat dan inklusif.
Selain itu dalam konteks pemilu, menghargai perbedaan pilihan adalah cermin kedewasaan politik suatu bangsa. Hal ini dapat memperkuat nilai kesatuan dan kerukunan dalam masyarakat.
Dapat disimpulkan bahwa perbedaan pilihan dalam pemilu adalah hal yang wajar dan harus dihargai. Masyarakat harus memahami bahwa perbedaan pilihan bukan berarti harus ricuh.
Dengan menghormati perbedaan, masyarakat dapat memperkuat persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan.
Penulis: Claudia Vinny Selan
Editor: Maher Kambey