Sejak tersebarnya virus millennial, dimulai pulalah era dimana “mulutmu harimaumu” menjadi “jarimu harimaumu”. Sebuah pepatah yang di racik menyesuaikan zaman. Kenapa ? karena realita umum yang terjadi saat ini ialah Perang Dunia Maya. Mungkin dulu orang-orang akan mau adu mulut, tapi sekarang adu jari buat status di media sosial pun lebih dianggap bisa memuaskan emosi yang terpendam.
Menurut survey Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menyatakan bahwa pengguna internet di Indonesia sudah mencapai 143.26 juta dari populasi penduduk Indoensia saat ini 262 juta jiwa. Dengan hitungan pengguna laki-laki 51,43% dan perempuan 48,57%, dan didominasi oleh pengguna usia 19-34 tahun. Dari tahun ke tahun pengguna intenet di Indonesia terus mengalami kenaikan. Itulah mengapa media sosial telah menjadi bagian dari sumber ekonomi, sosial-politik, edukasi atau bahkan gaya hidup.
Dalam ruang media sosial pun tidak jarang kita menemukan berbagai informasi yang sehat maupun tidak sehat. Informasi yang tidak diketahui kebenarannya, atau informasi yang justru semakin membuka wawasan kita ke arah yang positif. Penyebaran info yang tidak benar atau Hoax menjadi penyakit yang hinggap di media sosial. Secuil info menyesatkan dapat mengakibatkan kesalahpahaman baik itu terhadap satu individu maupun kelompok tertentu, yang justru menimbulkan rasa curiga satu sama lain, berujung pada kebencian.
Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik pun diterbitkan guna menertibkan segala bentuk informasi dan transaksi elektronik agar tidak terjadi tindakan yang melanggar hukum, mampu memanfaatkan internet atau berliterasi lewat media sosial sebagia upaya mengedukasi dan menjadi ruang sosial yang mendidik dan mencerdaskan. Sebagai generasi muda yang mendominasi penggunaan internet di Indonesia, sudah sewajarnya kita menjadi penggerak dalam memberantas informasi yang tidak benar di dunia maya, menebarkan cinta kasih dan perdamaian, informasi yang benar dan mendidik agar bangsa kita tidak menjadi generasi menunduk ke arah yang tidak baik namun menjadi generasi bijak dalam bermedia sosial. Mulailah dari kehidupan bermedia sosial pada diri sendiri dengan menebarkan virus konten-konten positif sehingga setiap orang yang melihatnyapun akan ikut merasakan manfaat dan bahkan terjangkit virus yang disebarkan sehingga ikut menjadi agen dunia maya yang bersama menebarkan konten positif.