Anak adalah generasi penerus bangsa.
Kalimat yang sering didengar bahkan kita sendiripun mungkin pernah mengatakannya. Memang benar, kenapa ? karena anak menjadi tolak ukur masa depan bangsa kedepan nantinya akan seperti apa. Semuapun ditentukan dari Pendidikan yang ia terima sejak masih dini. Pendidikan usia dini adalah upaya menstimulasi, membimbing anak untuk menghasilkan dan mengasah keterampilannya. Pendidikan usia dini yang diberikan orangtua menjadi bekal untuk proses kematangan anak dalam masa perkembangannya. Oleh karena itu orangtua berperan penting dalam usaha memberikan Pendidikan yang terbaik bagi anaknya.
Lingkungan keluarga menjadi pusat Pendidikan pertama bagi anak untuk mendidik anak dalam budi pekerti serta kesiapan mereka dalam hidup bermasyarakat. Orangtua akan menjadi contoh (role model) bagi anak, karena anak cenderung mengikuti apapun yang dilakukan oleh orangtua. Jadi orangtua harus mampu memberi teladan yang baik. Namun, bagaimana jika sebaliknya? Orangtua yang merupakan pusat teladan bagi anak dalam masa perkembangan, justru memberi pengaruh negative dalam pengambilan keputusan anak.
Dalam masa sekarang ini, negara kita riuh gemuruh dengan pemberitaan mengenai terorirsme karena melibatkan anak didalamnya. Tentu ini menjadi kekhawatiran bersama. Anak yang diharapkan menjadi penerus bangsa, justru terpapar oleh hal-hal berbau radikalisme yang berujung pada tindak terorisme. Seperti halnya peristiwa bom di sejumlah Gereja di Surabaya pada tanggal 13 Mei 2018, sepasang suami sitri yang turut membawa ke empat anaknya dalam melakukan aksi bom bunuh diri sehingga membuat pbulik Indonesia terkejut. Kalau sudah begini, dimana lagi letak peran orangtua yang seharusnya membimbing sang anak untuk masa depan yang cerah?.
Semua dimulai dari ajaran yang orangtua terapkan dalam kehidupan pribadi yang kemudian di turunkan dan diadopsi oleh anak-anaknya. Seperti yang sudah saya katakana diatas, bahwa orangtua adalah pusat Pendidikan pertama bagi anak karena itu orangtuapun jangan sampai menenggelamkan diri ke dalam hal-hal yang justru menghancurkan kehidupan generasi bangsa pun berujung pada kehancuran bangsa kita ini, bangsa Indonesia. Selain memberi bekal ilmu agama, anak-anakpun harus diberi bekal untuk bisa bersosialisasi agar bisa menerima realitas hidup di masyarakat yang plural karena Indonesia adalah sebuah rumah yang dihuni oleh ratusan juta jiwa dengan keberagamannya. Terlebih penanaman akan nilai-nilai 4 pilar dasar kehidupan berbangsa dan bernegara yakni Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, UUD 1945 dan NKRI agar anak bisa mengamalkan toleransi yang aktif dan tidak mudah terpapar radikalisme, ekstremisme, fanatik dan kawan-kawannya, karena kita adalah sesama manusia yang layak dicintai dan dihargai.