MANADO (DUTA DAMAI SULUT) – Anti radikalisme menjadi isu penting dalam keberlangsungan hidup di Indonesia sebagai negara yang majemuk dengan beragam etnis, agama dan budaya.
Faktanya, Indonesia sering sekali menghadapi ancaman berbagai kelompok radikal, Ibarat predator yang selalu mengintai untuk menerkam mangsanya, begitu juga dengan negara kita Indonesia yang sudah sangat sering dibayang-bayangi ancaman dari berbagai kelompok radikal dengan tujuan merusak keamanan dan stabilitas NKRI.
Oleh karena itu, penting bagi masyarakat Indonesia terlebih kaum muda untuk memahami pentingnya arti dari anti radikalisme dan setiap upaya yang dapat dilakukan dalam mencegah penyebaran paham ini.
Anti radikalisme dapat diartikan sebagai gerakan atau aksi yang bertujuan untuk mencegah dan menghentikan penyebaran paham radikalisme.
Paham ini bisa berasal dari kelompok-kelompok tertentu yang memiliki agenda merusak ketertiban dan stabilitas negara, melalui metode kekerasan dan tindakan ekstrem.
Paham radikal berbeda dengan idealisme yang dalam hal ini representatif dari nilai dasar kepercayaan pribadi.
Idealisme tak bertujuan untuk merusak keharmonisan atau tatanan negara. Sedangkan paham radikal bertujuan untuk mengubah tatanan negara bahkan menghancurkan negara.
Dengan adanya kebebasan berpendapat dan berbicara yang semakin besar seiring berkembangnya zaman, diketahui bahwasannya kelompok radikal selalu mencoba menanamkan paham dan ideologi mereka pada masyarakat hingga akhirnya membuat mereka membentuk pandangan sempit dan tidak menghargai perbedaan.
Dewasa ini, pesatnya perkembangan internet menjadi salah satu kebutuhan setiap masyarakat, membuat beberapa kalangan menyalahgunakan media sosial sebagai tempat menyebarkan ujaran kebencian bahkan paham radikalisme hingga terorisme.
Hal ini tentu harus diwaspadai dengan edukasi mengenai cara melawan paham radikalisme tersebut. Adapun yang dapat dilakukan untuk melawan paham radikalisme berkembang diantara kita, antara lain:
1. Peran keluarga
Peran keluarga dalam mencegah radikalisme sangatlah penting pendidikan yang pertama kali didapatkan anak, yaitu pendidikan di dalam rumah bersama orang tua.
Ini harus menjadi perhatian setiap orang tua dalam memupuk rasa toleransi dan nasionalisme sejak dini bagi anak mereka, karena lingkungan pertama anak adalah lingkungan keluarga.
2. Memberikan pendidikan yang tepat
Kita bisa memberikan pendidikan yang tepat, baik melalui sistem pendidikan formal maupun informal, agar masyarakat dapat memahami dan menghormati perbedaan agama, suku, dan budaya. Pentingnya cara ini perlu diterapkan mulai dari sekolah dasar.
3. Melibatkan tokoh agama
Melibatkan tokoh agama dalam mencegah radikalisme juga sangat penting. Mereka bisa memberikan pemahaman yang benar tentang agama dan mengajarkan nilai-nilai toleransi.
4. Menghindari stigmatisasi
Kita perlu menghindari stigmatisasi terhadap kelompok tertentu yang diduga terlibat dalam radikalisme, karena hal ini hanya akan memperkeruh situasi dan menimbulkan ketegangan.
Namun jika mulai terlihat mencurigakan, dan terdengar bahwa paham mereka mulai salah tidak sejalan dengan ideologi negara maka segera dilaporkan ke pihak berwajib.
5. Menampung aspirasi masyarakat
Pemerintah harus menampung aspirasi masyarakat dan memberikan solusi yang tepat untuk permasalahan sosial dan ekonomi yang dapat menjadi pemicu radikalisme.
Ini menjadi PR pemerintah karena salah satu faktor masyarakat terpapar paham ini, seringkali dipiicu lewat permasalahan ekonomi.
6. Menyadarkan masyarakat
Masyarakat perlu disadarkan bahwa radikalisme dan terorisme tidak akan membawa manfaat bagi siapa pun, melainkan hanya akan menimbulkan kerugian dan bahkan membahayakan keselamatan diri mereka.
Pentingnya sosialisasi tepat sasaran dengan menggalakkan gerakan anti-radikalisme, seperti melalui ajang kampanye dan edukasi publik.
Dengan berbagai cara di atas, diharapkan masyarakat terlebih khusus generasi muda mamapu bekerja sama dengan pemerintah Indonesia untuk dapat bersama-sama mencegah dan melawan penyebaran paham radikalisme di tanah air.
Memang terdapat berbagai kelompok radikal di Indonesia, namun kita memiliki kekuatan khusus yaitu Bineka Tunggal Ika dan Pancasila sebagai dasar negara yang mempersatukan seluruh elemen bangsa dari Sabang sampai Merauke.
Hal ini perlu dikedepankan dalam melawan dan mencegah radikalisme, yaitu upaya pengenalan dan pendidikan tentang pluralisme melalui berbagai program formal dan informal seperti yang telah terjabarkan di atas, dengan nantinya disesuaikan secara lokal.
Diharapkan melalui ini mampu membawa masyarakat utamanya kaum muda untuk lebih peka dalam menerima perbedaan dan menghindarkan diri mereka dari afiliasi dengan kelompok radikal.
Penulis: Claudia Vinny Selan
Editor: Maher Kambey