Mayoritas orang yang mendengar kata 14 Februari pasti langsung terbesit tentang hari yang penuh cinta,coklat dan mawar dari orang-orang terkasih, lambang hati dan banyak hal yang berbau Merah Muda dimana-mana. Tentu saja karena 14 Februari selalu identik dengan hari Kasih Sayang tanpa banyak yang tau kalau 14 Februari merupakan hari penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia di Sulawesi Utara yakni hari terjadinya Peristiwa Merah Putih.
Peristiwa Merah Putih adalah sebuah peristiwa penyerangan markas Militer Belanda, oleh sejumlah tentara bayaran belanda (KNIL) orang Minahasa dibawah pimpinan CH Taulu dan BW Lapian dari kalangan sipil, untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia di Minahasa yang kembali hendak diduduki Belanda. Peristiwa heroik ini terjadi pada tanggal 14 Februari 1946 di Manado.
Berita kemerdekaan Indonesia diproklamirkan dan terdengar sampai di Manado. Jepang awalnya menyerahkan kemerdekaan di Minahasa kepada Indonesia, dan memulai pemerintahan resmi. Tapi pada Oktober 1945, pihak Belanda memperkuat pasukan di Manado, dan menjalankan pemerintahan dibawah Netherlandsch Indische Civiele Administratie (NICA). Kemudian, Jepang kembali memindahkan kekuasaan di Minahasa ke tangan Belanda.
Untuk mendapakan kembali kemerdekaan Indonesia di tanah Minahasa, C.H Taulu, salah satu tentara bayaran Belanda (KNIL) orang Minahasa merencanakan sebuah penyerangan. Dibantu seorang tokoh sipil BW Lapian, meskipun CH Taulu sempat ketahuan dan di tangkap, tetapi pada subuh 14 Februari 1946, sejumlah pasukan gabungan dari KNIL orang Minahasa dan masyarakat sipil berhasil membebaskan CH Taulu bersama rekannya yang ditahan.
Tak henti disitu, sejumlah besar bendera Belanda di jalan-jalan dan di gedung-gedung disobek bagian berwarna Biru hingga menjadi bendera Merah Putih. Gerakan Merah Putih juga berhasil membuat tentara belanda menyerah hingga menahan pimpinan Belanda di Minahasa.
25 Hari setelah peristiwa 14 Februari. Anggota Gerakan Merah Putih berunding dalam kapal Piet Hein, tetapi mereka dijebak untuk dijatuhi hukuman 10-20 tahun penjara. Meskipun
Indonesia hanya berkuasa selama 25 Hari berkat peristiwa Merah Putih, tapi berita bertajuk
“Pemberontakan Besar di Minahasa Sulawesi Utara Terhadap Belanda” Disiarkan di radioradio luar Negeri.
Hingga didengar oleh Diplomat Indonesia asal Minahasa Lambertus Nicodemus Palar dari Radio San Francisco USA dan BBC London. Pada Konfrensi Meja Bundar di Den Haag 1949, Palar langsung membungkam Kleffen, Duta Kerajaan Belanda di PBB, dan mematahkan Propaganda Belanda bahwa Minahasa bukan bagian dari Indonesia.
Begitulah kenapa 14 Februari menjadi tanggal bersejarah yang harus diingat oleh masyarakat Indonesia terlebih masyarakat Sulawesi Utara. Kata seorang peneliti “tidak ada tempat di Indonesia, yang sejarahnya lebih cepat hilang seperti Minahasa” kamu lahir dan besar di Sulawesi Utara, tapi mungkin, sebelum membaca tulisan ini kamu tak tau kenapa salah satu jalan yang ada di Teling itu bernama Jl.14 Februari. Meskipun sedikit wajar jika banyak yang tidak tau, karena penulis pribadi saja memang tidak pernah mendengar peristiwa itu diajarkan selama masa pendidikan, sejak taman kanak-kanak sampai lulus kuliah, entah mungkin penulis kurang fokus saat belajar, atau memang tidak ada dalam materi ajar.
Setelah tahu tentang peristiwa Merah Putih ini, penulis berharap 14 Februari bukan hanya dikenal dengan perayaan hari valentine saja, tapi juga di kenang sebagai tanggal dimana sebuah peristiwa heroik pernah terjadi. Salah satu peristiwa pasca proklamasi kemerdekaan Indonesia yang mungkin tak setenar Pertempuran Ambarawa, Pertempuran Surabaya, ataupun Bandung lautan api, tapi Merah Putih 14 Februari bukan juga peristiwa sepele yang layak dilupakan atau terditorsi dengan perayaan yang asal muasalnya tak ada hubungannya dengan Indonesia. JASMERAH !
Maka dari itu Duta Damai Sulawesi Utara menjadikan tanggal 14 Februari sebagai hari bersejarah, dan dilaksanakan upacara bendera untuk memperingati Hari Merah Putih tersebut
Penulis: Ian Langkai