free page hit counter

Denada Gloria Ajak Pengguna Medsos Hentikan KGBO

MANADO (DUTA DAMAI SULUT) – Berbicara tentang media sosial (medsos) tidak lepas dari berbagai hal yang bisa dijumpai di dalamnya.

Baik itu positif, lucu, unik, menarik, negatif, bahkan kekerasan bisa ditemukan dengan mudah.

Dalam hal ini medsos menjadi tempat subur bertumbuhnya Kekerasan Berbasis Gender Online (KGBO).

“Kekerasan berbasis gender online terjadi di media sosial, dimana korban utamanya perempuan dan menyasar kelompok gender minoritas dengan penghinaan, ancaman, hingga eksploitasi seksual,” kata Denada Gloria Sengkey.

Menurut Denada, kekerasan yang terjadi bisa berupa pelecehan verbal, intimidasi, hingga penyebaran konten pribadi tanpa izin.

Melansir laman Kementerian PPPA, data SAFEnet Indonesia tahun 2024 menunjukkan, kasus KBGO di Indonesia naik 4 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya, yakni 118 kasus di triwulan I 2023 menjadi 480 kasus pada triwulan I 2024.

Diketahui, korban rentang usia 18-25 tahun sebagai kelompok terbanyak dengan 272 kasus atau 57% diikuti anak-anak usia di bawah 18 tahun dengan 123 kasus atau 26%.

“Dampaknya terhadap Generasi Z bisa menghancurkan mental dan perasaan karena setiap ancaman dapat menimbulkan dampak mendalam,” ujar pemilik akun Instagram @denada.gloria ini.

Perempuan kelahiran Manado, 20 Mei 2001 ini menjelaskan bahwa kasus kekerasan seperti itu dipengaruhi beberapa faktor seperti budaya, hukum, ekonomi dan politik.

Peraih gelar Miss Mega Bintang Sulawesi Utara tahun 2024 ini menekankan, setiap faktor memiliki penilaian tersendiri.

“Sebagai seorang perempuan tentunya kita harus berani berbicara dan melawan, jangan hanya diam membiarkan itu terjadi,” tegasnya.

Dirinya pun mengajak semua pengguna media sosial agar mencegah dan menghentikan praktik Kekerasan Gender Berbasis Online yang masih marak terjadi.

“Isu seperti KGBO perlu dibicarakan dan dilaporkan, serta jangan lupa mengedukasi Generasi Z dan generasi lainnya agar meningkatkan pengetahuan dan kesadaran kita sehingga bisa memanfaatkan ruang digital lebih aman,” tandasnya.

Penulis: Maher Kambey

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *