MANADO (DUTA DAMAI SULUT) – Toleransi adalah sikap saling menghargai, menghormati, dan menerima perbedaan antara individu atau kelompok dalam hal keyakinan, pendapat, atau kepercayaan.
Istilah ini berasal dari bahasa Latin “tolerare,” yang berarti sabar dan menahan diri.
Dalam konteks sosial, toleransi mencakup pengakuan terhadap hak setiap orang untuk memiliki pandangan yang berbeda tanpa merasa terancam atau tertekan.
Generasi Z, yakni mereka yang lahir pada tahun 1997 hingga 2012, memiliki pandangan dan sikap unik terhadap toleransi terutama dalam konteks keragaman agama dan budaya.
Kesadaran terkait keberagaman bagi Gen Z menunjukkan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya toleransi beragama.
Mereka menyadari toleransi tidak hanya sebatas menghormati perbedaan, tetapi juga merupakan upaya menciptakan lingkungan yang harmonis di tengah masyarakat beragam.
Pengaruh medsos dan pentingnya literasi digital
Mudahnya akses Gen Z terhadap medsos Gen Z berdampak pada kemampuan mereka untuk terhubung dan berinteraksi dengan berbagai kelompok.
Meski begitu, media sosial dapat menjadi sarana penyebaran informasi dengan sifat memecah belah bagi mereka yang tidak memiliki sikap toleran yang kuat.
Karena itu penting untuk memiliki literasi digital yang baik agar dapat menyaring informasi secara teliti dan kritis.
Tanpa literasi digital yang baik, seseorang akan menjadi gampang percaya dengan setiap informasi di medsos meski dipublikasikan oleh pihak atau sumber yang tidak jelas.
Di sisi lain, generasi harapan bangsa ini sangat berpotensi menyebarluaskan pesan toleransi melalui kampanye online dan interaksi sosial.
Hal tersebut akan sangat membantu mengurangi sikap intoleransi di kalangan masyarakat.
Contoh praktis toleransi Gen Z ialah banyak menunjukkan langkah konkret tentang bagaimana menerapkan toleransi dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya, mereka sering terlibat dalam kegiatan lintas agama yang menunjukkan saling dukung dan penghargaan terhadap perbedaan.
Penulis: Jeremia Lambonan
Editor: Maher Kambey