MANADO (DUTA DAMAI SULUT) – Bumi Nyiur Melambai, tanah yang dihuni oleh berbagai macam suku,etnis, ras maupun agama serta kaya akan keberagaman kultur.
Implikasi dari hal tersebut adalah timbul perbedaan yang bisa memicu perpecahan.
Akan tetapi, dampak negatif tersebut dapat dicegah maupun diantisipasi masyarakat Sulawesi Utara (Sulut).
Nilai-nilai toleransi dan sikap tenggang rasa yang diterapkan masyarakat adalah kunci yang membuat Sulut aman dan damai.
Selain itu, yang terpenting adalah filosofi masyarakat yakni, “Si Tou Timou Tumou Tou, Manusia Hidup Untuk Memanusiakan Manusia Lain”.
Sobat Damai, provinsi paling utara di pulau Sulawesi ini juga dikenal dengan semboyan “Torang Samua Basudara”. Sederhana tetapi sangat bermakna dan bermanfaat dalam kehidupan bermasyarakat.
Torang Samua Basudara berarti kita semua bersaudara walau berbeda suku, etnis, ras maupun agama.
Semboyan tersebut pertama kali dikemukakan oleh Evert Erenst Mangindaan yang juga merupakan Gubernur Sulawesi Utara periode 1995-2000.
Kerukunan dan perdamaian bisa tercipta di Sulawesi Utara salah satunya adalah dari moto dan filosofi tersebut.
Selain itu terdapat tiga pilar yang mendukung kerukukunandan perdamaian di Sulawesi Utara mengacu dari Jurnal “Pilar-Pilar Kerukunan Beragama di Sulawesi Utara ditulis oleh Nasruddin Yussuf & Faradila Hasan, antara lain sebagai berikut:
1. Pilar Budaya
Budaya memili fungsi penting dalam menciptakan kerukunan, yakni sebagai pedoman hubungan antar kelompok, sebagai tempat meyalurkan perasaan dan hobi, sebagai tempat membimbing manusia.
Ketiga fungsi tersebut terejawantahkan lewat budaya “Mapalus” atau gotong royong. Kegiatan mapalus dilakukan secara bersama-sama dengan riang gembira serta masyarakat baur-membaur tanpa memandang agama.
2. Pilar Tokoh Agama
Secara demografis, Sulawesi Utara adalah provinsi yang heterogen dalam hal suku,agama, budaya dan bahasa. Heterogenitas agama tidaklah menjadi sebab kompetisi agama yang bisa memicu konflik agama di Sulawesi Utara.
Akan tetapi, hal tersebut menyebabkan kerukunan di Sulawesi Utara dikarenakan terjalinnya harmonisasi antara para tokoh agama.
3. Partisipasi Pemerintah
Pemerintah provinsi Sulawesi Utara memiliki peranan yang strategis dalam menjaga kerukunan dan perdamaian di Nyiur Melambai.
Peran yang dilakuan pemerintah dalam rangka mendukung kerukunan umat beragama dilakukan pada tiga bidang
Tiga bidang itu yakni pengawasan dan pembinaan, kesejahteraan dan pemerintahan & bidang pemberian bantuan.
Sulawesi Utara rukun dan damai tercipta karena peran dan kolaborasi dari masyarakat,tokoh agama dan pemerintah.
Dengan berpegang teguh pada moto dan filosofi serta menjaga nilai-nilai budaya yang telah melekat, menjadikan Sulut sebagai daerah yang terkenal ramah dan aman untuk didatangi.
Senyum, sapa dan salam adalah bukti keramahtamahan masyarakat Nyiur Melambai.
“Torang Samua Basudara Karena Torang Samua Ciptaan Tuhan”
Cinta Sulut Cinta Indonesia
Penulis : Jovan Brando