MANADO (DUTA DAMAI SULUT) – Halo sobat Dmai, pasti kalian dari SD sudah tahu kalau setiap tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahir Pancasila.
Hal tersebut secara tidak langsung membuat bulan Juni identik dengan bulan Pancasila.
Mungkin sejak dari SD sampai perguruan tinggi pasti kalian mempelajari Pancasila dari menghafal sampai membahas secara detail tentang Pancasila.
Nah, di tulisan ini kita akan membahas secara santai tentang Pancasila dan bagaimana makna, arti, dan fungsinya dalam kehidupan kita.
Sebagai orang Indonesia kita harus berbangga karena ideologi Pancasila merupakan landasan yang sangat kuat dalam bernegara bagaikan cerminan kehidupan kita.
Ketika kita menghayati benar-benar setiap sila-silanya maka kita akan menemukan makna yang powerful.
Kalau kita juga melihat lebih detail keunikan dari Pancasila itu terletak pada nilai dan prinsip yang dituangkan dimana pancasila menjadi penyatu antara keberagaman nilai dan prinsip yang dipegang bangsa Indonesia.
Selain itu, Pancasila mau sampai kapanpun tetap relevan dengan kehidupan kita.
Sebagai contoh dalam sila pertama tidak menyebutkan Tuhan yang mengatasnamakan satu agama tetapi sila pertama menyatukan semuanya dalam keberagaman sehingga oleh para penyusunnya dirumuskanlah “Ketuhan Yang Maha Esa”.
Saya memaknai, sila pertama menekankan bahwa walaupun kita berbeda dalam kepercayaan yang dianut kita harus berpegang teguh pada kepercayaan kita. Kalau kalian gimana melihat sila pertama ini?
Yuk kita beranjak ke sila ke dua. “Kemanusian Yang Adil dan Beradab” bagi saya melihat hal ini berkaitan dengan sila pertama, ketika kita sudah berpegah teguh kepada agama kita atau istilahnya kita sudah “bertuhan” maka pasti kita akan menjadi manusia yang adil dan mempunyai adab.
Bagi saya melihat sila ke dua ini juga bagaimana kita memperlakukan orang dengan adil, tidak memandang dia dari suku, ras, atau agama apa. Kalau kalian gimana nih pandangannya tentang sila ke dua.
“Persatuan Indonesia” merupakan sila ke tiga. Ketika sudah bertuhan, kita pasti menjadi manusia adil dan beradab, ketika menjadi manusia yang adil dan beradab pasti kita bisa bersatu.
Saya sangat bangga kepada para perumus yang merumuskan sila ini, karena Indonesia merupakan negara dengan beraneka ragam sehingga perlu persatuan, banyak negara yang beraneka ragam tetapi sulit bersatu, misal ketika mereka berkomunikasi dalam satu forum mereka memakai bahasa yang berbeda-beda.
Akan tetapi, Indonesia kemanapun kita pergi baik ke Sumatera sampai Papua, pasti semua memakai bahasa Indonesia walaupun dengan logat berbeda.
Kalau kamu melihat sila ke tiga seperti apa?
Sila keempat merupakan sila yang paling susah ya untuk dihafalkan hehehe, bahkan tak jarang banyak orang yang salah mengucapkan sila ini.
Aku ingetin lagi ya “ Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan”.
Aku memandang sila ke empat sebagai landasan dalam kita berdemokrasi dan mengambil keputusan serta menjalankan sistem pemerintahan.
Menurut saya, yang ditekankan disini ialah pentingnya musyawarah untuk mufakat sebagai salah satu nilai dan budaya yang dipegang oleh bangsa kita Indonesia.
Kalau kalian ada pendapat engga di sila ini?
Sila terakhir yaitu “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”. Sila ke lima berbicara tentang keadilan, dimana setiap warga negara harus mendapatkan hak yang samaa.
Baik hak memeluk kepercayaan yang dianut, mendapatkan akses pendidikan dan kesehatan, serta lain-lain.
Pemerintah dalam menjalankan tugasnya tidak boleh membeda-bedakan antara miskin dan kaya, atau strata sosial yang lainnya.
Saya sendiri memandang, Pancasila merupakan penuntun bangsa Indonesia dalam bernegara, bagaikan kompas yang mengarahkan kita agar tidak tersesat dan membawa pada tujuan yang kita inginkan.
Generasi muda tidak boleh memandang Pancasila hanya sebatas hafalan, akan tetapi mari kita maknai dan implementasikan setiap nilainya dalam kehidupan sehari-hari.
Penulis: Johanes Paulus
Editor: Maher