MANADO (DUTA DAMAI SULUT) – Perdamaian merupakan sesuatu yang sangat penting bagi semua orang dan harus selalu dijaga.
Tentu kita semua tahu bahwa tidak ada satu kelompok masyarakat yang tidak ingin damai, pasti semuanya sangat mengingkan hal ini.
Dalam menjaga perdamaian dibutuhkan aksi nyata dari semua orang, tak terkecuali dari generasi muda.
“Generasi muda perlu memperhatikan faktor keterlibatan sosial, aktif dalam organisasi sosial dan komunitas yang berfokus pada perdamaian, hak asasi manusia, dan keadilan,” kata Jeanne d’Arch de Jose Fernando Kamagi Osorio Soares.
Peraih gelar Wakil III Nona Manado 2023 ini menilai, pemanfaatan teknologi untuk menyebarkan pesan perdamaian, juga menjadi hal yang sangat penting mengingat masifnya perkembangan teknologi zaman sekarang.
Serupa, Claritha Madonsa menyebutkan, generasi muda bisa melibatkan diri dalam pemberdayaan pemuda melalui media sosial yang setiap hari digunakan.
“Mari kita manfaatkan media sosial sebagai wadah untuk menyebarkan hal-hal positif, menghargai setiap perbedaan yang ada, dan saling support satu dengan yang lain,” ujar Claritha, peraih gelar Wakil I Momo Sangihe 2022.
Meski begitu, era digital memiliki tantangan tersendiri. Apalagi segala informasi dengan mudahnya bisa didapatkan semua orang, segala informasi tersebut menyangkut semuanya baik fakta, hoaks, maupun yang mengandung provokasi.
“Generasi muda dapat mengambil beberapa langkah penting untuk tidak gampang percaya pada informasi palsu yang beredar di era digital, seperti verifikasi sumber, kritis dan skeptis, serta melakukan cross check atas informasi tersebut,” ungkap Jeje sapaan akrabnya.
Pemilik akun Instagram @zezinhasoares_ ini menyebutkan, dengan mengikuti langkah-langkah tersebut, generasi muda dapat menjadi lebih cerdas dalam menghadapi informasi palsu dan berkontribusi dalam memerangi penyebaran informasi yang tidak benar di dunia digital.
“Ketika ada informasi yang bersifat memprovokasi, kita sebagai pemuda sebaiknya jangan cepat percaya dan terpancing. Perhatikan sumber berita tersebut apakah dari situs resmi atau bukan, kalau bukan, kita bisa mencari referensi berita serupa dari situs atau institusi yang resmi,” ujar Claritha yang adalah jebolan IPB ini.
Saat ditanya bagaimana seharusnya anak muda bersikap tentang konflik nasional dan internasional yang masih terjadi sampai saat ini, Jeanne menuturkan perlu adanya pemahaman terkait akar masalah dari konflik yang terjadi.
“Dukung solusi damai dan diplomasi sebagai cara utama untuk menyelesaikan konflik. Ajak dialog dan perundingan daripada kekerasan, praktikkan toleransi terhadap pandangan yang berbeda di kehidupan sehari hari,” ungkap Jeanne, yang adalah calon dokter gigi ini.
“Sebagai anak muda, kita tidak boleh menambah konflik yang ada bahkan sampai ikut menggiring opini yang bukan memperbaiki malahan justru memperburuk keadaan. Kita bisa ikut berpartisipasi dalam kegiatan, organisasi, atau forum pemuda nasional maupun internasional, yang membahas isu-isu sosial dan perdamaian,” sebut pemilik akun Instagram @clarithaam ini.
“Seperti yang dikatakan Malala Yousafzai “Kita semua berbagi satu dunia, satu tujuan dan satu impian, perdamaian dan harmoni bagi kita semua” menciptakan perdamaian hari ini berarti mewariskan dunia yang lebih aman bagi generasi mendatang,” ungkap Jeanne.
“Perdamaian bukan hanya keinginan moral, tetapi merupakan landasan bagi pembangunan berkelanjutan dan kehidupan yang lebih baik bagi semua manusia di seluruh dunia. Upaya untuk menjaga dan mempromosikan perdamaian merupakan tugas yang sangat penting bagi seluruh kaum manusia, khususnya kita generasi muda,” imbuhnya.
“Nasib baik buruknya dunia ke depan sangat bergantung pada generasi penerusnya yaitu kita sebagai generasi muda, kita punya pengaruh yang besar untuk dunia ini,” kata Claritha.
“Ayo kita normalisasikan mindset “Before you react, think. Before you spend, earn. Before you criticize, wait. Before you quit, try” dari Ernest Hemingway, karena sekecil apapun yang kita lakukan sekarang itu dampaknya akan sangat besar di masa depan,” tutupnya.
Penulis: Maher Kambey
Editor: Maher Kambey