MANADO (DUTA DAMAI SULUT) – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) belum lama ini mempublikasikan hasil penelitian melalui akun Instagram @bnptri.
Penelitian I-Khub Outlook BNPT 2023 tersebut ialah terkait dengan radikalisasi online. BNPT berhasil memetakan hasil penelitian dengan menyatakan bahwa ada tiga kelompok rentan yaitu remaja, perempuan, dan anak menjadi sasaran utama pola ini.
Disamping itu, pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) juga telah memutus akses 174 konten yang terindikasi indoktrinasi radikalisme sepanjang bulan Juli-Agustus 2023.
Berdasarkan laporan Direktorat Pengendalian Aplikasi Informatika Ditjen Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo, 174 akun dan konten yang ditemukan selama sebulan tersebar di berbagai platform digital.
Temuan terbanyak di platform Twitter yakni 116 konten, kemudian 46 konten Facebook, 11 konten Instagram, dan 1 konten YouTube.
Ketua Duta Damai Sulawesi Utara (DD Sulut), Claudia Vinny Selan menyebutkan bahwa radikalisasi online menjadi sangat rentan karena teknologi dan media sosial memiliki peran yang signifikan dalam kehidupan sehari-hari.
“Namun perlu diingat bahwa teknologi dan media sosial juga memiliki resiko jika kita tidak waspada, tidak cerdas dan tidak bertanggung jawab. Data tersebut dapat menjadi acuan kita utk lebih waspada,” tegasnya, saat memberikan keterangan pada Kamis (21/9/2023).
“Sebagai anggota/volunteer Duta Damai yang menjadi mitra BNPT di daerah Sulut, mari terus memperhatikan sekeliling kita untuk mencegah timbulnya paham-paham radikal,” imbaunya.
Menurutnya ini dapat dilakukan dengan cara memberikan contoh konkret lewat perilaku sehari-hari yang mencerminkan Pancasila.
“Kita dapat mengedukasi orang-orang sekitar akan pentingnya hidup dalam toleransi, apalagi kita sebagai masyarakat Indonesia yang beragam,” tandasnya.
Pewarta: Maher Kambey
Editor: Maher Kambey