MANADO (DUTA DAMAI SULUT) – Halo sobat Damai tahu nggak kalau satu dekade terakhir, dunia perfilman Indonesia berkembang dengan sangat baik, hingga menarik minat banyak penonton di tanah air.
Hal ini dibuktikan dengan semakin banyak masyarakat yang memperbincangkan film film Indonesia.
Tidak hanya sebatas itu, ulasan dan diskusi tentang film juga semakin meningkat serta banjirnya penonton di bioskop takala ada pemutaran film Indonesia.
Sejumlah film seperti Habibi Ainun, The Raid, my Stupid Boss, Warkop DKI Reborn, Dilan, Cek Toko Sebelah, dan Ngeri-Ngeri Sedap, sukses mengundang decak kagum para penonton Indonesia.
Tak hanya dari segi jalan cerita, aksi dan sinematografi serta totalitas semua pemeran menjadi kunci suksesnya beberapa film di atas.
Meski begitu, masih banyak tantangan yang harus dihadapi dalam rangka memajukan perfilman Indonesia di tengah peredaran film produksi Hollywood dan masifnya pergerakan budaya Barat di kalangan generasi muda.
Nah! Dalam sejarahnya perfilman Indonesia sudah dimulai sejak zaman pendudukan Belanda dengan model industri perfilman Tionghoa yang dirintis oleh The Teng Chun.
Keluarga The merupakan keluarga saudagar yang pertama kali membangun sebuah pabrik (studio) film yang lengkap di Batavia kala itu.
Singkatnya, pada tanggal 30 Maret 1950 dilaksanakan pemutaran perdana film produksi dalam negeri besutan Usmar Ismail berjudul Darah dan Doa.
Film tersebut kemudian menjadi pionir film nasional, sehingga tanggal 30 Maret ditetapkan sebagai hari Film Indonesia dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1999, yang ditandatangani Presiden RI saat itu, Bacharuddin Jusuf Habibie (B. J. Habibie).
Darah dan Doa beserta beberapa film garapan Usmar Ismail dianggap sebagai cikal bakal perfilman di Indonesia. Hingga kini, Indonesia masih terus memperbaiki kualitas dunia perfilman yang ada.
Tahun ini, Hari Film Nasional 2023 adalah peringatan Hari Film Nasional ke-73. Seperti dilansir Antara, Badan Perfilman Indonesia (BPI) mengusung tema Hari Film Nasional 2023 adalah “Bercermin Pada Masa Lalu, Merencanakan Masa Depan”.
Masih dalam lansir Antara, Senin (6/3) Ketua Umum BPI Gunawan Paggaru berujar “Tugas BPI adalah menerjemahkan momentum HFN 2023 sesuai isi dan ketetapan presiden agar masyarakat film dapat meningkatkan rasa percaya diri atas kualitas film Indonesia.” hal ini diutarakan dalam sambutannya saat membuka konferensi tentang film di Jakarta.
Selamat merayakan Hari Film Nasional untuk seluruh insan perfilman Indonesia, semoga perfilman Indonesai terus lebih baik kedepannya. Terus dukung karya terbaik anak-anak bangsa yah Sobat Damai.
Penulis: Maher Kambey
Editor : Freedom Rombot