Tidak ada data pasti untuk memproyeksikan jumlah pemirsa TV dan Radio di Indonesia, walaupun dari segi angka sangat bersaing dengan pengguna internet, namun baik TV dan Radio telah melekat dalam masyarakat kita sejak dahulu. Apakah kalian bias temukan sebuah rumah tanpa TV di ruang tamu? atau seberapa sering kalian melihat channel TV berita di putar di kantor ?
Hal ini yang disadari oleh DD Sulut dengan melakukan ekspansi kampanye pesan damai dan kontra narasi di media Radio dan TV. Kedua media ini efektif dalam penyampaian informasi yang mampu menjangkau berbagai lapisan masyarakat baik yang tinggal di perkotaan dan pedesaan, DD Sulut meyakini bahwa pesan perdamaian bukan hanya menjadi konsumsi kelompok masyarakat dan usia tertentu, melainkan seluruh lapisan masyarakat tanpa terkecuali.
Tepatnya pada akhir Desember 2018 , DD Sulut melakukan audiensi, loby dan membuahkan kerjasama penyiaran dengan LLP RRI Manado yang secara efektif berlaku per 1 Januari 2019 hingga 1 Juni 2019. Dalam acara tersebut tampak Kepala LPP RRI Manado Bapak Samirwan, SH di dampingi Kabid. Penyiaran RRI James Awaeh, S.Sos yang membahas teknis penyiaran. Penyiar terdiri dari 12 orang anggota Duta Damai Sulut dengan frekuensi 3 – 4 x menyiar dalam seminggu. Tim dibagi 3 orang sekali menyiar.
DD Sulut telah membawa warna baru dalam dunia penyiaran bumi nyiur melambai melalui isu – isu strategis yang dibahas dengan gaya milenial, santai dan mudah dimengerti. Kerjasama ini diharapkan menjadi batu loncatan bagi DD Sulut dalam meningkatkqn kapasitas dan pemberdayaan anggota dalam pelatihan skill dan kemampuan komunikasi. Melalui Pro 2 97,77 FM Duta Damai Sulut hadir mengisi ruang dengar publik Sulawesi Utara, setiap Senin Rabu Jumat Pukul 16.00 – 17.00 WITA. Tentangan adalah bagaimana mengelaborasi tema berat menjadi seru dan mengasyikan.